Minggu, 04 April 2010

sajak seorang tua untuk istrinya

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yg gemilang
dan juga masa depan kita yg hampir rampung
dan dgn lega akan kita lunaskan

kita tidaklah terasing dan sendiri dgn nasib kita
karena soalnya adalah hukum sejarah kehidupan
suka duka kita bukanlah istimewa
karena setiap orang mengalaminya

hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodera
serta mencipta dan mengukir dunia.
......
(WS. Rendra)

lalu ketika Rendra di tanya dalam suatu wawancara di sebuah majalah negri ini, "kapan anda buat sajak ini?",
lalu Rendra menjawab, "saat itu saya masih mahasiswa, belum beristri, belum mengerti cinta. Sepanjang pikiran saya waktu itu, kalau saya jatuh cinta akan kayak begini. Dan saya membayangkan diri saya itu tua. Itu idealisasi saya mengenai suami istri, bagaimana menempuh hidup bersama itu dgn berbagai masalahnya. Saya mulai berpikir, dan saat itu lagi senang senangnya mempertimbangkan pendekatan pendekatan filosofis".

in memoriam: WS. Rendra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar