Rabu, 10 Februari 2010

JACATRA

Jakarta tempo doeloe adalah bukan jakarta, tapi JACATRA, nama itu saya temukan di peta buatan belanda tertulis sekitar tahun 1800an. Ini merupakan bukti bahwa doeloe memang negri ini dikuasai belanda. Mereka menguasai ekonomi dan politik dengan taktik adu domba. Penguasa penguasa daerah di adu domba. Jagoan jagoan di adu domba. Sehingga para orang orang kuat negri ini sibuk mengurusi masalah yg disebabkan oleh fitnah belanda. Sedangkan sang dalang, mengintai singgasana kekuasaan.

Suatu hari saya berada di daerah wilayah tanjung priok jakarta utara, saya temukan uang koin dua bahasa. sebelah bertuliskan jawa, sebelahnya lagi bertulis bahasa belanda. Ini membuktikan bahwa di tahun itu, (maksudku 1913, karena uang koin itu bertulis itu), indonesia lagi subur2nya ekonomi. sebelum akhirnya meletus perang dunia pertama. Dan pemuda pemuda kita pun sudah ada yg belajar di luar negri. Sebagai buahnya adalah di tahun 1928 pemuda indonesia mencetuskan sumpah pemuda.

Salut juga saya sebenarnya kepada pemerintahan belanda zaman itu, mereka kok bisa yah menguasai tanah rantau dan pribumi, mungkin bukan hanya hasil bumi yg mereka manfaatkan saja, tapi juga imbal baliknya mereka memperkenalkan teknologi yg mereka punya seperti bagaimana cara membangun rumah supaya kokoh, memelihara sapi, membuat saluran irigasi, membuat tata kota hingga jalur angkutan dll.
Terbukti jalan raya pantura itu bermanfaat sampe sekarang walaupun ratusan jiwa merana karenanya tapi memang itu butuh pengorbanan. Wajar saja. Jalur pantura itu konon dimulai dari anyer sampai panarukan jawa timur. Sepanjang pulau jawa.
Jalur rel kereta api sepanjang pulau jawa juga masih bermanfaat sampai sekarang. Makanya pernah saya dengar bahwa pemerintah belanda pernah menggugat waris terhadap aset nya di indonesia ini. Akhirnya, uang kertas disobek jadi dua, satu untuk indonesia, satu lagi dibawa belanda. Hahaha. peace, merdeka !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar